Indonesia memang kaya budaya ya.
Setiap daerah bisa punya kekayaan alam yang khas.
Berbeda-beda setiap daerah. Maka setiap daerah punya kearifan lokal.
Kearifan lokal bisa disebut sebagai pandangan hidup dan ilmu
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka.
Nah, ngomong-ngomong tentang kearifan lokal, kita sebagai pelajar
Pancasila yang menerapkan kurikulum merdeka sudah nggak asing dengan namanya
kearifan lokal ya.
Setiap daerah kita pasti punya kearifan lokal.
Nah, kearifan lokal itulah yang mampu bertahan terhadap
budaya luar. Mampu mengakomodasi budaya luar. Mampu mengintegrasikan budaya
luar dengan budaya asli. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Bermacam-Macam Kearifan Lokal
Kearifan lokal bisa dibilang budaya. Nah, budaya itu banyak
banget. Memang sih kalau disebut budaya mungkin yang terbayang tari. Padahal, makanan
khas daerah juga bisa sebagai kearifan lokal, lho!
Aku tinggal di Banten. Nah, mau tahu nggak apa saja kegiatan
kearifan lokal di sekolahku?
Pernah dengar yang namanya jojorong. Ya, jojorong merupakan
salah satu makanan khas daerah Banten. Sekarang ini termasuk makanan yang
langka. Karena rata-rata jojorong ada
hanya untuk kegiatan tertentu saja, seperti kegiatan acara pernikahan atau
acara khusus.
Kenapa semakin jarang? Mungkin salah satunya karena jojorong
juga buatnya tidak gampang. Kita perlu punya skill khusus untuk membuat
jojorong. Terutama terutama saat membuat perahunya atau tempatnya.
Aku pernah membuatnya di sekolah saat program kurikulum
merdeka. Tentu saja aku juga mengalami saat kesulitan saat membuat perahunya
tersebut. Tapi terbantu oleh kerja kelompok. Untungnya ada yang sudah bisa
membuat perahunya. Syukurlah, jadi lebih terasa enteng.
Yuk sama-sama belajar membuat jojorong.
Memang banyak tahap untuk pembuatan jojorong itu. Kalau
bahan-bahannya ada tepung beras putih, air mineral, daun pandan, dan garam. Untuk
cairannya kita butuh santan, air mineral, garam, dan tepung tapioka.
Untuk menghasilkan rasa yang pas kita juga harus tahu
takarannya sendiri. Biasanya sih dirasa-rasakan saja. Kalau biasa membuat
otomatis bisa mengira-ngira berapa komposisi bahannya. Hati-hati juga saat
pembuatannya karena bisa jadi jojorong yang kita buat malah gagal.
Boleh ya aku share cara membuatnya?
Buat perahunya. Bahannya adalah daun. Buat kuah santan
dengan daun pandan. Hancurkan daun pandan. Bisa menggunakan ulekan sampai
merata. Jangan lalu cuci terlebih dahulu daun pandannya. Beri air daun
pandannya. Diamkan beberapa menit. Tambahkan sedikit garam dan tepung. Aduk
sampai merata. Tambahkan sedikit air agar tidak terlalu padat.
Jika sudah terasa tercampur, langkah selanjutnya membuat
adonan putih nya (untuk bawah nya) tambah kan tepung, garam, gula, lalu aduk
merata. Panaskan adonan daun pandan tadi. kemudian tiriskan. Masukan ke dalam
panci yang sudah berisi air di bawahnya. Susun satu persatu perahunya lalu
tambahkan adonan putih tadi ke dalam perahu.
Jika sudah merasa sedikit kental, tambahkan adonan daun
pandan tadi. Jangan lupa iriskan gula merah lalu tambahkan gula putih secukupnya.
Masukkan gula merah tersebut sebelum memasuki adonan putih tadi. Lalu tunggu
saja sampai mengental.
Bagaimana? Lumayan rumit juga ya? Memang dibutuhkan
kesabaran untuk menghasilkan produk yang berkesan. Sepakat ya?
Kalau ribet, kamu bisa lihat tutorialnya di YouTube ya. Aku juga mempostingnya di akun Youtube kok.
Kalau ini, tentang membuat gula pandan tadi.
Manfatkan
internet dari IndiHome untuk mencari tutorialnya. Ada banyak sumber di sana
untuk mengetahui cara pembuatan jojorong. Memang ya zaman now semakin mudah
dengan adanya internet. IndiHome sebagai internet provider dari Telkom memang
memudahkan kita. Telkom sebagai perusahaan negara jadi membantu banyak
aktivitas kita. Termasuk dalam menjaga kelestarian kearifan lokal.
Saat ini aku kelas X SMA. Sekolahku menerapkan kurikulum
merdeka. Maka, kami ada kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Lumayan
lama lho kegiatannya. Selama dua semester itu sampai empat bulan lebih. Ada tiga
tema yang kami hadapi yaitu kewirausahaan, gaya hidup berkelanjutan, dan
kearifan lokal.
Apa saja yang kami lakukan? Banyak. Mulai dari menentukan
jenis kegiatan, tujuan kegiatan, belajar ke masyarakat, membuat produk, dan
unjuk karya. Unjuk karya itu seperti pameran. Memamerkan produk yang sudah
dibuat. Nah, salah satunya adalah jojorong tadi.
Untuk kegiatan P5 ini kami membutuhkan banyak referensi dan
ide. Ini kami dapat dari internet dari IndiHome yang kebetulan sekolah kami
juga berlangganan. Internet provider yang menyediakan internet kencang ini
membuat kerjaan kami jadi cepat selesai, deh.
0 Comments